TINGGI
BADAN
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua
yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa
pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai.
Kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat
pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh
adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20
tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas
tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang
pada ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas tulang belakang, sehingga tinggi
badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm. Antara umur 30 smpai 45 tahun
tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut.
Ø Teknik pengukuran tinggi badan,
ada 2 macam:
1.
Pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur telentang (pajang
supinasi)
2. Pada umur > 2 tahun dengan
posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1 cm lebih panjang daripada
tinggi berdiri
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50
cm. Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut
(Soetjiningsih, 1998) :
ü 1 tahun = 1,5 x TB lahir
ü 4 tahun = 2 x TB lahir
ü 6 tahun = 1,5 x TB umur 1 tahun
ü 13 tahun= 3 x TB lahir
ü Dewasa = 2 x TB
umur 2 tahun (3,5 x tinggi badan lahir)
Atau digunakan rumus seperti
yang dikutip dari Behrman, 1992 dalam buku dr.Soetjiningsih perkiraan tinggi
badan dalam sentimeter:
a)
Lahir
: 50 cm
b)
Umur 1
tahun : 75 cm
c)
2 - 12
tahun : umur
(tahun) x 6 + 77
Dalam tahun
pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (di negara maju 25 cm),
sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (di negara maju 75 cm)
kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 2 tahun
kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5cm/ tahun.
Formula yang
dipakai untuk menentukan panjang anak dari umur 3 tahun:
|
Ket: n = jumlah umur dalam tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar